Hari Sungai Internasional 2025, Ketum IKA SKMA: Sungai Bukan Sekadar Air, tapi Rahim Kehidupan
Irwan pun mengibaratkan sungai seperti pohon, dan akar dari pohon itu adalah kesadaran kolektif tentang pentingnya sungai. Semua harus kembali mengingat peran sungai dalam ekosistem, manfaatnya bagi masyarakat, serta tantangan dalam pengelolaannya.
Batang pohon itu adalah tujuan program, mulai dari memperbaiki tata kelola, mengurangi masalah pencemaran dan pengrusakan sungai, meningkatkan partisipasi masyarakat, dan melestarikan keanekaragaman hayati sebagai sistem penyangga kehidupan.
Kemudian, kata dia, ranting dan daun dari pohon itu adalah pelaksanaan program aksi nasional bersih sungai, reboisasi sempadan, serta kampanye edukasi dan penyadartahuan.
Lalu buah dari pohon itu adalah hasil dan dampak. Seperti meningkatnya partisipasi masyarakat, membaiknya kualitas air, terjaganya keanekaragaman hayati, serta tumbuhnya kesadaran bahwa sungai adalah bagian utama penyokong kualitas hidup dan kesejahteraan manusia.
Irwan percaya, menjaga sungai adalah amanah yang tidak bisa ditunda. Bukan hanya karena manusia ingin menghindari bencana banjir atau krisis air, tetapi karena sungai adalah cermin diri manusia. Apakah sebagai generasi yang mampu menjaga warisan peradaban, atau justru generasi yang membiarkan kerusakan menggerusnya.
"Bagi saya, sungai selalu punya makna yang dalam. Dari kecil, sungai adalah ruang bermain. Saat dewasa, sungai menjadi ruang refleksi. Dan hari ini, sungai adalah pengingat bahwa kehidupan tidak bisa berdiri sendiri, manusia bergantung pada harmoni dengan alam. Jika sungai kita rusak, maka rusak pula peradaban kita. Jika sungai kita lestari, maka tegaklah martabat kita sebagai bangsa yang mampu menjaga warisan," tegas Irwan.
Karena itu, Irwan kembali mengajak semuanya untuk memuliakan sungai. Rawat alirannya, jaga sempadannya, dan lindungi ekosistemnya. Jangan biarkan sungai menjadi tempat pembuangan sampah atau limbah industri.
Jangan biarkan sungai kehilangan maknanya sebagai sumber kehidupan. Kita harus mengembalikan sungai ke tempat yang semestinya, yakni sebagai urat nadi peradaban, sumber kebudayaan, dan cermin kualitas hidup bangsa.
"Sungai adalah aliran kehidupan. Dari sungai tumbuh kebudayaan, dari sungai terbentuk peradaban, dan dari sungai pula masa depankita ditentukan. Menjaga sungai adalah menjaga keberlanjutan hidup generasi mendatang. Maka, mari kita muliakan sungai, sebagaimana kita muliakan sejarah, budaya, dan kehidupan itu sendiri," ucap Anggota DPR periode 2019-2024 ini.
Editor : Wahab Firmansyah