get app
inews
Aa Text
Read Next : 5 Destinasi Terbaik di Wonosobo, Tiket Masuk Paling Mahal Rp15 Ribu

Hari Sungai Internasional 2025, Ketum IKA SKMA: Sungai Bukan Sekadar Air, tapi Rahim Kehidupan

Senin, 29 September 2025 | 18:41 WIB
header img
Ketua Umum PP IKA SKMA Irwan (Fecho). Foto/Istimewa

Menurut pria yang akrab disapa Bang Haji Irwan ini, sungai sejak lama menjadi bagian penting dalam kehidupan kita sehari-hari. Sungai bukan hanya tentang aliran air, tetapi sistem penopang kehidupan yang membentuk ruang interaksi sosial.

"Di masa kecil saya di kampung halaman, Sangkulirang, Kalimantan Timur, sungai menjadi ruang kelas alam terbuka tempat belajar, bermain, sekaligus tempat menikmati percakapan bersama kawansebaya," ungkap putra Kaltim ini.

Dari pengalaman kecil itu, Irwan pun memahami bahwa sungai adalah laboratorium kehidupan yang membentuk kedekatan manusiadengan alam. Sungai adalah infrastruktur dasar alami penyedia air baku, sumber energi terbarukan, sarana transportasi, dan penyedia pangan dan protein hewani.

"Sayangnya, ketika kita mendengar kata “infrastruktur”, pikiran kita sering tertuju hanya pada bentuk buatan manusia, sesuatu yang terbangun, seperti jalan tol, jembatan, bandara, atau pelabuhan," sesalnya.

Padahal, kata dia, jauh sebelum beton dan aspal hadir, sungai sudah lebih dulu menjadi infrastruktur utama bagi manusia. Sungai menjadi jalur transportasi dan komunikasi pertama, ruang pengendali banjir alami, sekaligus penyedia air bersih untuk minum dan irigasi. 

Sungai juga menjadi sumber energi terbarukan melalui pembangkit listrik tenaga air serta rumah bagi plasma nutfah, mulai dari tumbuhan, hewan, hingga mikro organisme yang menjaga keseimbangan ekosistem. Tidak kalah penting, sungai selalu hadir sebagai pusat peradaban dan budaya.

Irwan menjelaskan, Indonesia sendiri adalah negeri dengan karunia sungai yang luar biasa. Tercatat ada lebih dari 70.000 sungai yang mengaliri semua anak bangsa di seluruh Nusantara. 

Panjangnya bila digabungkan, mencapai 84.678 kilometer atau enam kali keliling bumi. Sungai-sungai ini terbagi dalam sekitar 42.200 Daerah Aliran Sungai (DAS). Di antara semuanya, Sungai Kapuas di Kalimantan Barat adalah yang terpanjang, dengan panjang sekitar 1.143 kilometer, hampir sepanjang Pulau Jawa, jarak dari Anyer ke Panarukan. 

Namun, Irwan menuturkan, di balik kekayaan ini ada kenyataan pahit bahwa beberapa DAS kita tergolong kritis. Citarum, Ciliwung, Cisadane, Serayu, dan Bengawan Solo sering disebut sebagai sungai dengan kerusakan kronis akibat pencemaran, hilangnya area sempadan sungai, dan menyusutnya vegetasi alami daerah tangkapan air. 

Padahal sungai-sungai ini begitu vital, dimanfaatkanuntuk transportasi, sumber air minum, irigasi, hingga pembangkit listrik.

Oleh karena itu, kata Irwan, jika ingin memastikan sungai tetap menjadi urat nadi kehidupan, maka yang dibutuhkan bukan hanya pengelolaan teknis, melainkan ikhtiar bersama.

"Sungai harus kita muliakan, bukan sekadar kita manfaatkan. Di sinilah saya ingin menawarkan gagasan risalah ‘pohon dampak’, sebuah cara pandang yang menempatkan sungai sebagai inti pembangunan kehidupan," seru Irwan. 

Editor : Wahab Firmansyah

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut