Ditambahkan, "Dan Jibril juga mengajarkan kepadanya bagaimana 'mendatangi' istrinya. Setelah Adam 'mendatangi' istrinya, Jibril menjumpainya lagi dan bertanya kepadanya: "Bagaimana dengan istrimu?"
Adam menjawab, "Ia orang baik."
Sementara Syaikh Muhammad bin Ahmad bin Iyas dalam karyanya yang diterjemahkan oleh Abdul Halim berjudul “Kisah Penciptaan dan Tokoh-tokoh Sepanjang Zaman” mengatakan tatkala Adam dan Hawa diantar Malaikat sampai ke surga Firdaus, mereka berdua melihat ranjang dari permata yang mempunyai 700 kaki dari yakut merah dan di atasnya ada kasur dari sutera hijau.
Malaikat berkata, “Wahai Adam, tinggallah di sini bersama Hawa!” Maka, keduanya turun dan duduk di atas ranjang tersebut. Lalu mereka berdua disuguhi dua petikan anggur. Satu petikannya panjangnya sama dengan menempuh perjalanan sehari semalam.
Mereka berdua makan, minum, dan bermain-main di taman surga. "Apabila Adam ingin bersenggama dengan Hawa, maka dia masuk ke dalam kubah yang terbuat dari permata dan zabarjud. Mereka berdua ditutupi satir yang terbuat dari sutera. Dan apabila Hawa berjalan-jalan di dalam istana, maka di belakangnya diiringi oleh bidadari yang tidak terhitung jumlahnya," tulis Syaikh Muhammad bin Ahmad bin Iyas.
Muhammad ibn Iyas (1448-1522) adalah salah satu sejarawan terpenting dalam sejarah Mesir modern. Dia adalah saksi mata invasi Utsmaniyah ke Mesir.
Pernikahan Adam dan Hawa
Syaikh Muhammad bin Ahmad bin Iyas menuturkan setelah Adam turun dari mimbar, dia duduk di antara para malaikat. Kemudian Allah menjadikan dia tertidur karena di dalam tidur itu ada ketenangan bagi badan. Ketika tidur, dia melihat Hawa di dalam mimpinya, padahal Hawa belum diciptakan.
Dia tertarik kepadanya ketika melihatnya. Kemudian Allah keluarkan dari tulang rusuknya yang sebelah kiri. Dari tulang rusuk itu diciptakanlah Hawa sama seperti bentuk Adam. Allah menciptakan Hawa dengan seindah-indahnya dan memberikannya seribu keindahan bidadari. Maka, jadilah Hawa wanita tercantik di antara sekian wanita yang kemudian menjadi anak-anaknya hingga Hari Kiamat.
Editor : Eka Dian Syahputra
Artikel Terkait