Kusni Kasdut 2 Sisi yang Melekat, Penjahat Kelas Kakap Pembunuh Kejam Sekaligus Pejuang di Surabaya

Solichan Arif
Kusni Kasdut, penjahat legendaris yang pernah turut berjuang di palagan perang 10 November Surabaya. Foto/Repro/MPI/Solichan Arif

"Namun, dia tidak berhenti di sana. Dia memutuskan untuk membalas dendam kepada negara yang 'menghianati' dirinya dan memilih tempat 'berseberangan'," tulis Daniel Dhakiade. Faktanya, selembar surat pernyataan bekas pejuang itu, tidak banyak membantu.

Surat tersebut tidak berguna saat Kusni Kasdut mondar-mandir mencari lowongan kerja. Malang, Surabaya, dan Jakarta, ia datangi untuk mendapat pekerjaan yang pantas. Termasuk orang orang yang dikenalnya di masa revolusi fisik ia temui. Semua tidak memberikan kesempatan untuknya.

Di sisi lain Kusni melihat negara yang kemerdekaanya pernah ia perjuangkan dikuasai orang orang yang tidak ia kenal. Orang-orang kaya. Para politisi yang keluar masuk hotel mewah. Sementara di jalan-jalan pemandangan kemiskinan rakyat semakin terlihat jelas.

Kusni memutuskan mengambil tempat yang "berseberangan" dengan negara. Ia butuh hidup dan menghidupi keluarganya. Di kelompoknya Kusni memakai nama Kasdut. Usai merampok Museum Gajah dengan menggasak perhiasan kuno, Kusni Kasdut ditangkap di Semarang.

Sebelumnya di Surabaya, ia menculik seorang dokter Tionghoa kaya dengan meminta uang tebusan. Saat diinterogasi di kantor polisi Semarang, Kusni mencoba kabur. Dalam baku tembak, salah seorang polisi tewas tertembus pelurunya. Ia tertangkap dan dipenjara. Namun berhasil meloloskan diri dengan merusak tembok penjara.

Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network