Kita sungguh sangat prihatin bila melihat kenyataan di masyarakat Muslim dewasa ini. Sepertinya ada gap atau kesenjangan antara ajaran dan akhlak Islam yang luhur dengan perilaku sebagian Muslim yang ngawur.
Jauh dari nilai-nilai agama yang dianutnya. Amuk massa dan kekerasan terjadi di mana-mana, nafsu amarah merajalela, wajah-wajah yang angker tanpa senyum, fitnah dan adu domba.
Belum lagi perilaku tidak terpuji lainnya, seperti koruptif, berlaku dholim alias tidak adil , penyimpangan dan penyelewengan.
Perilaku demikian tentu saja akan merusak citra Islam, lebih-lebih di kalangan non Muslim. Sehingga semboyan yang menyatakan bahwa "AL ISLAAMU YA’LUU WALAA YU’LAA ‘ALAIHI-Islam itu tinggi dan tidak ada yang lebih tinggi atasnya"
Jadinya hanya lip service belaka. Yang terjadi justru "AL ISLAAMU MAHJUUBUN BIL MUSLIMIIN-( Kebaikan ) Islam terhijab/tertutup oleh (kelakuan) orang-orang Muslim”.
Kedua; Sholatnya Sholatul Khosyi’in, shalatnya orang-orang yang khusyu’, shalat yang dilaksanakan dengan penuh kekhusyu’an.
Sebagaimana diajarkan ilmu fiqih bahwa shalat baru sah apabila syarat-syaratnya terpenuhi, rukun-rukunnya tidak ada yang terlewati, bahkan sunnah-sunnahnya pun dilakasanakan juga. Namun shalat yang demikian bukanlah target yang harus dicapai, karena baru sebatas untuk memenuhi kewajiban secara fiqhiyah saja.
Allah SWT berfirman dalam surat Al Mu’minun, 23 : 1-2 sebagai berikut:
قَدْ اَفْلَحَ الْمُوءْمِنَوْن . اَلَّذِيْنَ هُمْ فيِْ صَلاَتِهِمْ خاَشِعُوْن
“-Sungguh beruntung orang-orang yang beriman, ( yaitu) orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya”.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta