2. Rasulullah SAW bersabda :
انَّ النَّبِيِّ صَلَّي اللَّهُ عَلَىيْهِ وَسَلَّمَ اتِيْ بِجَناَزَةٍ فَقاَلَ : هَلْ تَرَكَ شَيْءً ؟ قاَلُواْ : لاَ . قاَلَ : هَلْ عَلَيْهِ مِنْ دَيْنٍ ؟ قاَلٌواْ : نَعَمْ , عَلَيْهِ دِيْنَا راَنِ . قاَلَ : صَلُّواْ عَلىىَ صاَحِبِكُمْ , قاَلَ اَبُوْ قَتاَدَة : هُماَ عَلَيَّ ياَرَسُوْلُ الله , فَصَلَّ عَلَيْهِ.
“ Satu ketika ada jenazah didatangkan kepada Rasulullah saw untuk beliau shalatkan. Lalu beliau bertanya :” Apakah jenazah ini meninggalkan sesuatu ? Para sahabat menjawab “tidak”. Lalu beliau bertanya lagi “Apakah ia mempunyai tanggungan utang ? Para sahabat menjawab “Ya, dua dinar” Lalu beliau berkata “kalau begitu shalatkanlah temanmu ini “. Lalu Abu Qatadah berkata “Saya yang menanggung utang itu ya Rasulullah “. Lalu beliaupun menyalatkannya “.{HR Bukhari, Ahmad, Nasai dan Ibnu Hibban).
Bayangkan hanya utang 2 dinar Rasul tidak mau menyalatkan. Bagaimana yang utangnya milyaran ? Bahkan triliyunan?
3. Rasulullah saw bersabda :
وَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ لَوْ اَنَّ رَجٌلا قُتِلَ فيْ سَبِيل ِاللهِ ثُمَّ اَحْيَ ثُمَّ قُتِلَ ثُمَّ اَحْيَ ثُمَّ قُتِلَ وَعَليْهِ دَيْنٌ ماَدَخَلَ الْجَنَّةَ حَتَّى يُقْضَى عَنْهُ دَيْنهُ
“ Demi jiwaku yang ada di tanganNya jika seandainya seorang laki-laki terbunuh di jalan Allah ( mati syahid ), kemudian dihidupkan lagi, kemudian mati syahid lagi, kemudian dihidupkan lagi, kemudian mati syahid lagi, kemudian dihidupkan lagi, dan dia masih punya hutang, dia tidak akan masuk surga sampai utangnya dilunasi “.(HR Ahmad, Nasai dan Thabrani).
Subhanallah, mati syahid tiga kali saja ( yang itu tidak mungkin terjadi ) tidak bisa masuk surga, bagi mereka yang menyepelekan dan suka mengemplang utang.
Editor : Vitrianda Hilba SiregarEditor Jakarta